Jumat, 07 Oktober 2016

Laporan praktikum penetapan kadar air kapasitas lapang



lAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
“PENETAPAN KADAR AIR KAPASITAS LAPANG”
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBBf0Ijx6tObwkuqPJIX-C0Tklagk6MmxD1HR52udJSKKTC3-knkSkfqX5ALAH3y21JNqT2xnBSc-Dtbn1uFEuww5ZkJ8eqYrtEJOHFM8aBXWsrW4mE4oUYxCTkFLpv06hDN-Ovezn4_A/s1600/Logo_Unja.png

Dosen Pengajar :
Ir. Endriani M.P
Agus Kurniawan M, S.P., M.Si
                                                        
Disusun Oleh : KELOMPOK 2
                Danda Kusnadi         RRD1B013021
                Dilli Tamtona             RRD1B013010
                Elfrada Agustina       RRD1B013008
                Elsa Fitridia               RRD1B013042
                Nina Qoiriani             RRD1B013025
                Sofyan                        RRD1B013027
               Aryo Wiranata          RRD1B0130


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JABI
2014/2015
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Pada praktikum minggu ini, kami menghittung kadar air pada kapasitas lapang. Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan  untuk mengetahui kadar air kapasitas lapang pada tanah sampel dan menghitung kadar air kapasitas lapang pada tanah sampel tersebut.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sebagian air yang diperlukan tumbuhan berasal dari tanah (disebut air tanah). Air ini harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda (Hakim,1986).
 Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi dalam proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, serta untuk menyangkut hasil-hasil fotosintesisnya. Air tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam tanah. Kadar dan komposisi udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah. Udara tanah yang terdiri dari campuran gas itu bergerak menuju ke pori-pori yang belum diduduki oleh air (Buckman, 1982).
 Air terdapat di dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air atau karena keadaan drainase yang kurang baik (Sarwono,2010).
Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama makin mengering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen)..
Kandungan air tanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen disebut total air tanah tersedia (TAW, Total Available Water). Titik kritis adalah batas minimum air tersedia yang dipertahankan agar tidak habis mengering diserap tanaman hingga mencapai titik layu permanen. Titik kritis ini berbeda untuk berbagai jenis tanaman, tanah, iklim serta diperoleh berdasarkan penelitian di lapangan (Benami dan Offen, 1984 dalam Yanwar , 2003).
       Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan  untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).
Kadar air dalam tanah Ultisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron. 
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari:
  1. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
  2.  Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
  3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
  4. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya matrik tanah.
Selain itu untuk menentukan ketersedian air tanah jug adapt dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu.
A.    Kadar Lengas
Lingkup lengas tanah adalah petunjuk umum tentang keadaan lengas tanah. Secara kasar menunjukan tanah berada dalam keadaan kering atau lembab berdasarkan keadaan dalam penggal baku tanah (Soil ontrol ection), yaitu mintakat antara jeluk 10 dan 30 cm dalam tanah lempungan atau antara 30 dan 90 cm dalam tanah pasiran. Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakuakn secara tidak langsung atau langsung. Metode langsung diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel misalnya melalui evaporasi selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan tersebut ditentukan. Cara yang paling umum digunakan dalam menentukan jumlah air yang dikeluarkan adalah dengan mengukur kehilangan berat sample. Penetapan kadar lengas secara tidak langsung dilakuan dengan mengevaluasi perubahan sifat-sifat bahan yang berkorelasi dengan keberadaan air di dalam tanah. Dua sifat-sifat tersebut yang paling banyak digunakan adalah :
1. Jumlah dan laju penyebaran neutron.
2. Konduktifitas dan kapasitas listrik didalam tanah.
Keuntungan dari metode tidak langsung ini adalah pengukuran dapat dilakukan secara cepat dan tidak mengganggu lingkungan disekitarnya. (Poewowidodo, 1992).
B.     Berat Volume dan Berat jenis
Pengukuran BV pada prinsipnya dilakukan dengan menghitung berat partikel-partikel padatan tanah total termasuk volume padatan, cairan dan udara. Pengukuran BJ dilakukan dengan menetapkan berat partikel-partikel padatan dan volume dari padatan itu sendiri, tidak termasuk udara dan volume cairan. BV umumnya ditentukan dengan metode ring sampel dan metode lilin sedangkan BJ tanah umumnya ditetapkan dengan menggunakan metode Pyonometer. Meskipun pyonometer itu sendiri dapat juga diganti dengas gelas ukur, prinsip kerja keduanya adalah sama. Variasi dari metode ini juga terjadi pada larutan yang digunakan untuk menetapkan volume partikel padatan. Sabagaian ahli merekomendasikan minyak tanah, sedangkan yang lain cukup dengan menggunakan aquades.
C.     Porositas Total .
            Pengukuran porositas total tanah pada prinsipnya adalah menentukan volume ruang pori yang ada diantara partikel-partikel padatan, nilai Pt dapat ditentukan melalui dua cara yaitu pengukuran dan perhitungan. Metode yang umum digunakan ialah menggunakan contoh tanah utuh di dalam ring sampel. Metode lain adalah dengan menggunakan metode thinsection. Keragaman berat volume tanah sangat bergantung pada jenis fraksi penyusunan tanah termasuk tekstur tanah. tanah-tanah yang bertekstur jarang biasanya biasanya mempunyai berat volume yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang agak pejal. Pertumbuhan akar akan terhambat pada tanah-tanah yang mempunyai berat volume lebih dari 1,6 g/cm3.



BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum penentuan kadar air tanah dilaksanakan pada hari Selasa, 26 November 2014 pukul 08.00 WIB -  selesai di Laboratorium Imu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan
Alat:
·         Botol aqua
·         Oven
·         Cawan
·         Neraca
·         Kertas label
·         Penjepit
·         Ring sampel
·         Tisu
Bahan:
·         Tanah
·          Air

3.3 Cara Kerja
1. Siapkan botol aqua, lubangi secara merata
2. Isi dengan tanah terganggu
3. Jenuhi tanah dengan air sampai jenuh
4. Sehingga air gravitasinya turun
5. Setelah 24 jam, ambil sampel tanah, timbang berat basah
6. Oven sampel tanah dalam oven bersuhu 105oc selama 2 x 24 jam
7. Timbang berat kering tanah
8. Hitung kadar air kapasitas lapang.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
Kelompok
Berat cawan
Berat tanah basah
Berat tanah kering
% kadar air kapasitas lapang
1
3,0 gram
49,8 gram
34,2 gram
45,6 %
2
2,9 gram
41,3 gram
29,6 gram
39,5 %
3
2,9 gram
27,8 gram
20,4 gram
36,2 %
4
2,9 gram
24,0 gram
32,8 gram
36,6 %
5
2,9 gram
31,6 gram
24,3 gram
30,0 %

Perhitungan :
Kadar air kapasitas lapang =    x 100 %

                                                =  x 100 %

                                                = 39,5 %

4.2 Pembahasan
Dari pengamatan yang telah dilakukan oleh kelompok kami didapatkan hasil bahwa tanah yang telah diambil sebagai sampel mempunyai kadar air kapasitas lapang 39,5 %.
Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah dan kedalaman solum di dalam ring sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2007) yang menyatakan bahwa kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar air juga semakin tinggi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah antara lain :
1. Tekstur tanah
2. Kadar bahan organic tanah
3. Senyawa kimia
4. Kedalaman solum
Selain faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan tanaman ,faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan,temperatur,dan kecepatan angin,yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi.Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran,toleransi terhadap kekeringan,serta tingkat dan stadia pertumbuhan,yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman.























BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Setelah dilakukan kegiatan praktikum dan pembahasanya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.                  kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut.
2.                  Data yang kami peroleh dari hasil perhitungan untuk kadar air kapasitas lapang adalah 39,5 %
3.         Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah antara lain :
A. Tekstur tanah
B. Kadar bahan organic tanah
C. Senyawa kimia
D. Kedalaman solum

















DAFTAR PUSTAKA

Hanifiah,kemas ali.2009.dasar-dasar ilmu tanah..Jakarta:PT  Raja Grafindo Persada