lAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
“PENETAPAN KADAR AIR KAPASITAS
LAPANG”

Dosen Pengajar :
Ir.
Endriani M.P
Agus
Kurniawan M, S.P., M.Si
Disusun Oleh : KELOMPOK 2
Danda Kusnadi RRD1B013021
Dilli Tamtona RRD1B013010
Elfrada Agustina RRD1B013008
Elsa Fitridia RRD1B013042
Nina Qoiriani RRD1B013025
Sofyan RRD1B013027
Aryo Wiranata RRD1B0130
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JABI
2014/2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu
persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat
dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000
C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan
merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang
memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan
kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan
ukuran pori-pori pada tanah.
Air
mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan
mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut
bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak
hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia,
hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi
tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang
berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman
memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Pada
praktikum minggu ini, kami menghittung kadar air pada kapasitas lapang. Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air
terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi.
1.2 Tujuan
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui kadar air
kapasitas lapang pada tanah sampel dan menghitung kadar air kapasitas lapang
pada tanah sampel tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagian air
yang diperlukan tumbuhan berasal dari tanah (disebut air tanah). Air ini harus
tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda
(Hakim,1986).
Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi
kebutuhan biologisnya, antara lain untuk
memenuhi transpirasi dalam proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat,
serta untuk menyangkut hasil-hasil fotosintesisnya. Air tanah berfungsi
sebagai pelarut unsur hara dalam tanah. Kadar
dan komposisi udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah.
Udara tanah yang terdiri dari campuran gas itu bergerak menuju ke pori-pori yang belum
diduduki oleh air (Buckman, 1982).
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan
(diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air atau karena keadaan drainase
yang kurang baik (Sarwono,2010).
Kapasitas
lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan air terbanyak
yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang
dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar tanaman atau
menguap sehingga tanah makin lama makin mengering. Pada suatu saat akar tanaman
tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik
layu permanen)..
Kandungan air tanah antara kapasitas lapang dan titik
layu permanen disebut total air tanah tersedia (TAW, Total Available Water).
Titik kritis adalah batas minimum air tersedia yang dipertahankan agar
tidak habis mengering diserap tanaman hingga mencapai titik layu permanen.
Titik kritis ini berbeda untuk berbagai jenis tanaman, tanah, iklim serta
diperoleh berdasarkan penelitian di lapangan (Benami dan Offen, 1984 dalam
Yanwar , 2003).
Air tersedia
biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan
koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga bergantung
pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan
oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi
air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman.
Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah
ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).
Kadar air dalam tanah Ultisol dapat
dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah.
Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang
ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan
kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air
tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran
neutron.
Menurut
Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang
menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman,
terdiri dari:
- Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
- Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
- Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
- Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya matrik tanah.
Selain itu untuk menentukan
ketersedian air tanah jug adapt dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu.
A. Kadar Lengas
Lingkup lengas tanah adalah petunjuk
umum tentang keadaan lengas tanah. Secara kasar menunjukan tanah berada dalam
keadaan kering atau lembab berdasarkan keadaan dalam penggal baku tanah (Soil
ontrol ection), yaitu mintakat antara jeluk 10 dan 30 cm dalam tanah lempungan
atau antara 30 dan 90 cm dalam tanah pasiran. Penetapan kadar lengas tanah
dapat dilakuakn secara tidak langsung atau langsung. Metode langsung diartikan
sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel misalnya melalui evaporasi
selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan tersebut ditentukan. Cara yang paling
umum digunakan dalam menentukan jumlah air yang dikeluarkan adalah dengan
mengukur kehilangan berat sample. Penetapan kadar lengas secara tidak langsung
dilakuan dengan mengevaluasi perubahan sifat-sifat bahan yang berkorelasi dengan
keberadaan air di dalam tanah. Dua sifat-sifat tersebut yang paling banyak
digunakan adalah :
1. Jumlah dan laju penyebaran
neutron.
2. Konduktifitas dan kapasitas
listrik didalam tanah.
Keuntungan dari metode tidak langsung ini adalah
pengukuran dapat dilakukan secara cepat dan tidak mengganggu lingkungan
disekitarnya. (Poewowidodo, 1992).
B. Berat Volume
dan Berat jenis
Pengukuran BV pada prinsipnya
dilakukan dengan menghitung berat partikel-partikel padatan tanah total
termasuk volume padatan, cairan dan udara. Pengukuran BJ dilakukan dengan
menetapkan berat partikel-partikel padatan dan volume dari padatan itu sendiri,
tidak termasuk udara dan volume cairan. BV umumnya ditentukan dengan metode
ring sampel dan metode lilin sedangkan BJ tanah umumnya ditetapkan dengan
menggunakan metode Pyonometer. Meskipun pyonometer itu sendiri dapat juga
diganti dengas gelas ukur, prinsip kerja keduanya adalah sama. Variasi dari
metode ini juga terjadi pada larutan yang digunakan untuk menetapkan volume
partikel padatan. Sabagaian ahli merekomendasikan minyak tanah, sedangkan yang
lain cukup dengan menggunakan aquades.
C. Porositas
Total .
Pengukuran
porositas total tanah pada prinsipnya adalah menentukan volume ruang pori yang
ada diantara partikel-partikel padatan, nilai Pt dapat ditentukan melalui dua
cara yaitu pengukuran dan perhitungan. Metode yang umum digunakan ialah
menggunakan contoh tanah utuh di dalam ring sampel. Metode lain adalah dengan
menggunakan metode thinsection. Keragaman berat volume tanah sangat bergantung
pada jenis fraksi penyusunan tanah termasuk tekstur tanah. tanah-tanah yang
bertekstur jarang biasanya biasanya mempunyai berat volume yang lebih rendah
dibandingkan dengan tanah yang agak pejal. Pertumbuhan akar akan terhambat pada
tanah-tanah yang mempunyai berat volume lebih dari 1,6 g/cm3.
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum penentuan kadar air tanah
dilaksanakan pada hari Selasa, 26 November 2014 pukul 08.00 WIB - selesai di Laboratorium Imu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Jambi.
3.2 Alat dan
Bahan
Alat:
·
Botol aqua
·
Oven
·
Cawan
·
Neraca
·
Kertas label
·
Penjepit
·
Ring sampel
·
Tisu
Bahan:
·
Tanah
·
Air
3.3 Cara
Kerja
1. Siapkan botol aqua, lubangi secara merata
2. Isi dengan tanah terganggu
3. Jenuhi tanah dengan air sampai jenuh
4. Sehingga air gravitasinya turun
5. Setelah 24 jam, ambil sampel tanah, timbang berat
basah
6. Oven sampel tanah dalam oven bersuhu 105oc
selama 2 x 24 jam
7. Timbang berat kering tanah
8. Hitung kadar air kapasitas lapang.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
|
Kelompok
|
Berat cawan
|
Berat tanah basah
|
Berat tanah kering
|
% kadar air kapasitas lapang
|
|
1
|
3,0 gram
|
49,8 gram
|
34,2 gram
|
45,6 %
|
|
2
|
2,9 gram
|
41,3 gram
|
29,6 gram
|
39,5 %
|
|
3
|
2,9 gram
|
27,8 gram
|
20,4 gram
|
36,2 %
|
|
4
|
2,9 gram
|
24,0 gram
|
32,8 gram
|
36,6 %
|
|
5
|
2,9 gram
|
31,6 gram
|
24,3 gram
|
30,0 %
|
Perhitungan
:
Kadar air
kapasitas lapang =
x 100 %
=
x 100 %
=
39,5 %
4.2 Pembahasan
Dari pengamatan yang telah dilakukan
oleh kelompok kami didapatkan hasil bahwa tanah yang telah diambil sebagai
sampel mempunyai kadar air kapasitas lapang 39,5 %.
Keadaan tersebut dapat dipengaruhi
oleh kandungan bahan organik tanah dan kedalaman solum di dalam ring sampel.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2007) yang menyatakan bahwa kadar air
tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin
tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam
kedalaman solum tanah maka kadar air juga semakin tinggi.
Faktor –
faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah antara lain :
1. Tekstur tanah
2. Kadar bahan organic tanah
3. Senyawa kimia
4. Kedalaman solum
Selain faktor diatas ketersediaan
air tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan tanaman ,faktor iklim yang
berpengaruh meliputi curah hujan,temperatur,dan kecepatan angin,yang pada
prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi.Faktor tanaman yang
berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran,toleransi terhadap
kekeringan,serta tingkat dan stadia pertumbuhan,yang pada prinsipnya terkait
dengan kebutuhan air tanaman.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah
dilakukan kegiatan praktikum dan pembahasanya maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1.
kadar air
tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat
kering tanah tersebut.
2.
Data yang
kami peroleh dari hasil perhitungan untuk kadar air kapasitas lapang adalah 39,5 %
3. Faktor – faktor yang
mempengaruhi ketersediaan air tanah antara lain :
A. Tekstur tanah
B. Kadar bahan organic tanah
C. Senyawa kimia
D. Kedalaman solum
DAFTAR PUSTAKA
Hanifiah,kemas ali.2009.dasar-dasar ilmu
tanah..Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Mohegan Sun: Now Open | Casino & Resort in CT
BalasHapusMohegan Sun is open and 삼척 출장마사지 excited to experience it all communitykhabar again! Mohegan sun offers 하남 출장마사지 outstanding 대전광역 출장마사지 gaming, premier promotions and the best 충청남도 출장샵 of the best in